Warnaku
Dibawah ini contoh kode color yang mungkin membantu :
Lihat kode diatas. Semoga dapat membantu.
Letak, CSS, JavaScript, jQuery, HTML
Letak, CSS, JavaScript, jQuery, HTMLHal yang paling mendasar sebagai seorang modifikator template khususnya blogspot adalah mengetahui struktur dasar template itu sendiri. Setelah mengetahui struktur template dengan sendirinya akan diketahui letak dimana kode-kode CSS, JavaScript, HTML, atau bahkan jQuery itu berada.
Letak Kode CSS :
<b:skin><![CDATA[
Kode CSS disini letaknya
</b:skin>
Agar lebih gampang dalam mencari, tekan Ctrl+f pada keyboard komputer dan masukkan salah satu kode yang ingin dicari.
Letak Kode JavaScript Dan JQuery :
</b:skin>
Kode JavaScript dan Jquery disini letaknya
</head>
Kalau ada kode css lainnya didalam, letakan dibawah kode CSS tersebut. Contoh:
</b:skin>
<style type='text/css'>
.....
.....
</style>
Letakkan disini
</head>
Perlu diingat, kode JQuery Library atau induk JQuery harus selalu berada diatas kode JavaScript dan anak JQuery lainnya.
Contoh induk JQuery seperti ini :
<script type='text/javascript' src='https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.2/jquery.min.js' />
Letak Kode HTML :
<body>
Kode HTML disini letaknya
</body>
Kode HTML adalah kode yang menentukan berada diposisi mana suatu objek tersebut akan tampil, jika tidak dengan manipulasi kode CSS. Jika ingin meletakkan dikolom tepi, maka harus mengetahui kode HTML kolom tepi kemudian letakkan di dalamnya.
Related Posts :
TATA CARA UMRAH
TATA CARA UMRAH
Tata cara umrah wajib diketahui oleh siapa saja yang berencana melakukan ibadah ini. Pelaksanaan ritual yang tidak benar atau tidak tertib dapat membuat ibadah umrah menjadi tidak sah. Ibadah umroh yang kita dasari dengan niat ikhlas untuk mencari rida Allah, biaya relatif besar yang kita keluarkan, tenaga dan waktu yang telah kita alokasikan, dan berbagai ritual yang telah kita lakukan ternyata menjadi ‘kurang sempurna.”
Tata cara umroh ,adalah salah satu bentuk ibadah di dalam agama Islam yang pelaksanaannya dengan melakukan beberapa ritual ibadah di kota Mekah, terutama di Masjidil Haram. Rangkaian ritual ibadah terdiri atas Ihram, Thawaf, Sa’i, dan Tahalul.
Perbedaaan Tata Cara Haji dan Umroh
Tata cara ibadah haji dan umroh mirip, tetapi ada beberapa hal yang membedakan. Perbedaaan antara haji dan umroh adalah sebagai berikut.
1. Waktu pelaksanaan: ibadah umroh dapat dilaksanakan kapan saja, sedangkan ibadah haji hanya dilaksanakan pada bulan haji (bulan Dzulhijah).
2. Tata acara pelaksaaan ibadah: tata cara ibadah umroh meliputi Ihram, Thawaf, Sa’i, dan Tahalul, sedangkan tata cara ibadah haji sama tata cara ibadah umroh, ditambah dengan Wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, dan melempar Jumrah.
3. Hukum: sebagaian ulama berpendapat bahwa melaksanakan ibadah umroh hukumnya sunah, sedangkan melaksanakan ibadah haji hukumnya wajib bagi yang mampu. Bahkan dikisahkan bahwa Rasululah sendiri melakukan ibadah umrohsebanyak 4 kali sesuai kutipan hadist dibawah ini
Tata cara umrah wajib diketahui oleh siapa saja yang berencana melakukan ibadah ini. Pelaksanaan ritual yang tidak benar atau tidak tertib dapat membuat ibadah umrah menjadi tidak sah. Ibadah umroh yang kita dasari dengan niat ikhlas untuk mencari rida Allah, biaya relatif besar yang kita keluarkan, tenaga dan waktu yang telah kita alokasikan, dan berbagai ritual yang telah kita lakukan ternyata menjadi ‘kurang sempurna.”
Tata cara umroh ,adalah salah satu bentuk ibadah di dalam agama Islam yang pelaksanaannya dengan melakukan beberapa ritual ibadah di kota Mekah, terutama di Masjidil Haram. Rangkaian ritual ibadah terdiri atas Ihram, Thawaf, Sa’i, dan Tahalul.
Perbedaaan Tata Cara Haji dan Umroh
Tata cara ibadah haji dan umroh mirip, tetapi ada beberapa hal yang membedakan. Perbedaaan antara haji dan umroh adalah sebagai berikut.
1. Waktu pelaksanaan: ibadah umroh dapat dilaksanakan kapan saja, sedangkan ibadah haji hanya dilaksanakan pada bulan haji (bulan Dzulhijah).
2. Tata acara pelaksaaan ibadah: tata cara ibadah umroh meliputi Ihram, Thawaf, Sa’i, dan Tahalul, sedangkan tata cara ibadah haji sama tata cara ibadah umroh, ditambah dengan Wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, dan melempar Jumrah.
3. Hukum: sebagaian ulama berpendapat bahwa melaksanakan ibadah umroh hukumnya sunah, sedangkan melaksanakan ibadah haji hukumnya wajib bagi yang mampu. Bahkan dikisahkan bahwa Rasululah sendiri melakukan ibadah umrohsebanyak 4 kali sesuai kutipan hadist dibawah ini
Rukun Umroh
Rukun umroh adalah kegiatan-kegiatan atau tata cara umroh yang menjadi syarat sahnya umroh. Jika rukun ini tidak terpenuhi, maka umroh tidak sah, dan tidak dapat diganti dengan denda atau dam. Umroh yang tidak sah harus diulangi dengan melaksanakan umroh secara lengkap dan tertib.
Rukun umroh itu ada 5 berikut ini.
1. Ihram
2. Thawaf
3. Sa’i
4. Tahalul, yaitu mencukur sebagian atau seluruh rambut
5. Dilakukan dengan tertib
Wajib Umroh
Wajib umroh adalah kegiatan yang harus dikerjakan pada saat melaksanakan ibadah umroh. Jika ada wajib umroh yang tertinggal, maka diganti dengan membayar denda atau dam. Setelah membayar denda atau dam, ibadah umrah pun menjadi sempurna, dan demikianlah wajib umroh dapat pula dikatakan bagian dari tata cara umroh.
Adapun wajib umroh ada dua berikut ini.
Melakukan Ihram ketika hendak memasuki miqat
Bertahalul, yaitu mencukur sebagian atau seluruh rambut
Keutamaan melaksanakan ibadah umroh, antara lain sebagai berikut.
Mendapatkan pahala yang sama dengan pahala jihad.jihad umroh
Dapat menghapuskan dosa-dosa di antara dua umroh penghapus dosa
Dapat menghilangkan kefakiran dan menghapus dosa.konon 1x ibadah semoga mendapat pahala 1000x
pahala.
Syarat Umroh
Syarat mengerjakan ibadah umroh sama dengan syarat mengerjakan ibadah haji. Sebagai berikut.:
Beragama Islam
Baligh
Berakal
Merdeka
Memiliki kemampuan
Ada mahram (khusus bagi wanita)
Tata Cara Umroh
Tata cara umroh sesuai tuntunan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut.
1. Mandi besar
Disunnahkan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk umrah.
2. Berangkat menuju miqat
Miqat adalah tempat memulai niat umroh dan mulai mengenakan pakaian ihram. Sesuai tata cara umroh, sebenarnya, pakaian ihram dapat kita kenakan sejak kita di Medinah, tetapi niat umroh harus dimulai ketika berada di miqat, yaitu di Bir Ali. Ketika berihram, kita mengucapkan niat umroh, “Labbaikallohumma umrotan” (Saya penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk melaksanakan umroh.”)
3. Shalat Sunnah Ihram
Setelah berganti pakaian ihram, kita shalat Sunnah Ihram sebanyak 2 rakaat.
4. Larangan setelah memakai pakaian ihram
a.Memakai wangi-wangian (parfum atau deodoran).
b. Mandi menggunakan sabun.
c. Menyikat gigi menggunakan odol.
d. Memakai kopiah (topi) atau pakaian lainnya.
e. Melakukan hubungan suami istri.
5. Perjalanan menuju Mekah
Sepanjang perjalanan menuju Makah, kita harus membaca kalimat atau doa talbiyah sebanyak-banyaknya. Kalimat talbiyah: "Labbaikallahumma Labbaik" arti
6. Melakukan Thawaf
yaitu mengelilingi Kakbah 7 putaran ketika sampai di Masjidil Haram (Mekah).
Tempat memulai Thawaf adalah garis lurus antara pintu Ka’kbah dan tanda lampu yang ada di sisi masjid.
Saat sampai pada garis lurus ini, kita harus menghadap ke Ka’bah dan melambaikan tangan sebanyak 3 kali, sambil mengucapkan:umroh penghapus dosa
Selama melakukan Thawaf, kita harus membaca doa. Tidak ada doa yang khusus untuk setiap putarannya, namun kami akan membahasnya secara detail di artikel terpisah dengan merujuk beberapa rujukan standard doa yang telah di buat oleh para ulama.
7. Melakukan shalat dua rakaat di depan Maqam Nabi Ibrahim AS
Pada rakaat pertama dianjurkan membaca Surat Al-Kafirun, sedangkan pada rakaat kedua membaca Surat Al-Ikhlas.
8. Meminum air zamzam
tetapi sebelumnya kita harus berdoa lebih dahulu.
9. Persiapan Sa’i
yaitu naik ke Bukit Shofa dengan menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangan dan berdoa:
, lalu, bertakbir 3 x
Doa Sebelum Sa'iKemudian, berdoa sesuai dengan yang dikehendaki. Selanjut, melakukan Sa’i
10. Melakukan Sa’i
Tata cara umroh yang wajib lainnya adalah melakukan Sa’i. Sa’i dilakukan antara Shofa dan Marwa sebanyak 7 kali pulang pergi. Sa’i dilakukan dengan berjalan. Namun, ketika berada pada batas antara dua lampu, dilakukan dengan berlari-lari kecil. Untuk memudahkan menghitung 7 kali bolak-balik antara Shofa dan Marwa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Dari bukit Shofa menuju bukit Marwa (1).
Dari bukit Marwah menuju bukit Shofa (2).
Dari bukit Shofa menuju bukit Marwa (3)
Dari bukit Marwah menuju bukit Shofa (4)
Dari bukit Shofa menuju bukit Marwa (5)
Dari bukit Marwah menuju bukit Shofa (6)
Dari bukit Shofa menuju bukit Marwa (7)
11. Melakukan Tahalul atau mencukur rambut
Dalam tata cara umroh yang berlaku, boleh mencukur sebagian rambut, tetapi sangat disarankan untuk mencukur semuanya. Biasanya, ketika sampai di Bukit Marwa pada putaran terakhir Sa’i, orang mencukur sekurang kurangnya tiga helai rambutnya, ini sebagai tanda umroh telah selesai. Kemudian, bila ingin mencukur rambut seluruhnya, anda dapat lalukan setelah keluar masjidil haram pergi ke tempat tukang cukur
Amalan-Amalan umroh yang dianjurkan untuk dikerjakan selama di Madinah
Melakukan shalat berjamaah di Masjid Nabawi.
Memperbanyak melakukan shalat sunnah.
Berziarah ke makam Rasulullah saw (Roudhoh di masjid Nabawi).
Berziarah ke makam Abu Bakar Siddiq dan Umar Ibnul Khatab.
Masuk ke Raudhah dan beritikaf, shalat, atau berdoa di dalamnya.
Mengikuti shalat Jenazah
Amalan-Amalan umroh yang dianjurkan untuk dikerjakan selama di Mekah
Walapun bukan termasuk tata cara umroh yang wajib, namun sangatlah merugi bila amalan berikut ini dilewatkan begitu saja saat kita berada di tanah suci, karena sesungguhnya ganjaran pahalanya sangatlah besar dan dahsyat dibanding tempat lain.
Melakukan sholat jamaah di Masjidil Haram.
Memperbanyak melakukan thawaf sunnah.
Memperbanyak melakukan shalat sunnah
Memperbanyak membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa kepada Allah.
Mengikuti shalat Jenazah.
Demikianlah tata cara umroh dan amalan-amalan umroh lain yang sangat dianjurkan untuk dilakukan selama di Mekah dan Medinah. Tata cara yang benar dan rukun umroh yang dikerjakan, semoga membawa ibadah kita mendapatkan rida dari Allah SWT.
Semoga bermanfat teman.
Rukun umroh adalah kegiatan-kegiatan atau tata cara umroh yang menjadi syarat sahnya umroh. Jika rukun ini tidak terpenuhi, maka umroh tidak sah, dan tidak dapat diganti dengan denda atau dam. Umroh yang tidak sah harus diulangi dengan melaksanakan umroh secara lengkap dan tertib.
Rukun umroh itu ada 5 berikut ini.
1. Ihram
2. Thawaf
3. Sa’i
4. Tahalul, yaitu mencukur sebagian atau seluruh rambut
5. Dilakukan dengan tertib
Wajib Umroh
Wajib umroh adalah kegiatan yang harus dikerjakan pada saat melaksanakan ibadah umroh. Jika ada wajib umroh yang tertinggal, maka diganti dengan membayar denda atau dam. Setelah membayar denda atau dam, ibadah umrah pun menjadi sempurna, dan demikianlah wajib umroh dapat pula dikatakan bagian dari tata cara umroh.
Adapun wajib umroh ada dua berikut ini.
Melakukan Ihram ketika hendak memasuki miqat
Bertahalul, yaitu mencukur sebagian atau seluruh rambut
Keutamaan melaksanakan ibadah umroh, antara lain sebagai berikut.
Mendapatkan pahala yang sama dengan pahala jihad.jihad umroh
Dapat menghapuskan dosa-dosa di antara dua umroh penghapus dosa
Dapat menghilangkan kefakiran dan menghapus dosa.konon 1x ibadah semoga mendapat pahala 1000x
pahala.
Syarat Umroh
Syarat mengerjakan ibadah umroh sama dengan syarat mengerjakan ibadah haji. Sebagai berikut.:
Beragama Islam
Baligh
Berakal
Merdeka
Memiliki kemampuan
Ada mahram (khusus bagi wanita)
Tata Cara Umroh
Tata cara umroh sesuai tuntunan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut.
1. Mandi besar
Disunnahkan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk umrah.
2. Berangkat menuju miqat
Miqat adalah tempat memulai niat umroh dan mulai mengenakan pakaian ihram. Sesuai tata cara umroh, sebenarnya, pakaian ihram dapat kita kenakan sejak kita di Medinah, tetapi niat umroh harus dimulai ketika berada di miqat, yaitu di Bir Ali. Ketika berihram, kita mengucapkan niat umroh, “Labbaikallohumma umrotan” (Saya penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk melaksanakan umroh.”)
3. Shalat Sunnah Ihram
Setelah berganti pakaian ihram, kita shalat Sunnah Ihram sebanyak 2 rakaat.
4. Larangan setelah memakai pakaian ihram
a.Memakai wangi-wangian (parfum atau deodoran).
b. Mandi menggunakan sabun.
c. Menyikat gigi menggunakan odol.
d. Memakai kopiah (topi) atau pakaian lainnya.
e. Melakukan hubungan suami istri.
5. Perjalanan menuju Mekah
Sepanjang perjalanan menuju Makah, kita harus membaca kalimat atau doa talbiyah sebanyak-banyaknya. Kalimat talbiyah: "Labbaikallahumma Labbaik" arti
6. Melakukan Thawaf
yaitu mengelilingi Kakbah 7 putaran ketika sampai di Masjidil Haram (Mekah).
Tempat memulai Thawaf adalah garis lurus antara pintu Ka’kbah dan tanda lampu yang ada di sisi masjid.
Saat sampai pada garis lurus ini, kita harus menghadap ke Ka’bah dan melambaikan tangan sebanyak 3 kali, sambil mengucapkan:umroh penghapus dosa
Selama melakukan Thawaf, kita harus membaca doa. Tidak ada doa yang khusus untuk setiap putarannya, namun kami akan membahasnya secara detail di artikel terpisah dengan merujuk beberapa rujukan standard doa yang telah di buat oleh para ulama.
7. Melakukan shalat dua rakaat di depan Maqam Nabi Ibrahim AS
Pada rakaat pertama dianjurkan membaca Surat Al-Kafirun, sedangkan pada rakaat kedua membaca Surat Al-Ikhlas.
8. Meminum air zamzam
tetapi sebelumnya kita harus berdoa lebih dahulu.
9. Persiapan Sa’i
yaitu naik ke Bukit Shofa dengan menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangan dan berdoa:
, lalu, bertakbir 3 x
Doa Sebelum Sa'iKemudian, berdoa sesuai dengan yang dikehendaki. Selanjut, melakukan Sa’i
10. Melakukan Sa’i
Tata cara umroh yang wajib lainnya adalah melakukan Sa’i. Sa’i dilakukan antara Shofa dan Marwa sebanyak 7 kali pulang pergi. Sa’i dilakukan dengan berjalan. Namun, ketika berada pada batas antara dua lampu, dilakukan dengan berlari-lari kecil. Untuk memudahkan menghitung 7 kali bolak-balik antara Shofa dan Marwa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Dari bukit Shofa menuju bukit Marwa (1).
Dari bukit Marwah menuju bukit Shofa (2).
Dari bukit Shofa menuju bukit Marwa (3)
Dari bukit Marwah menuju bukit Shofa (4)
Dari bukit Shofa menuju bukit Marwa (5)
Dari bukit Marwah menuju bukit Shofa (6)
Dari bukit Shofa menuju bukit Marwa (7)
11. Melakukan Tahalul atau mencukur rambut
Dalam tata cara umroh yang berlaku, boleh mencukur sebagian rambut, tetapi sangat disarankan untuk mencukur semuanya. Biasanya, ketika sampai di Bukit Marwa pada putaran terakhir Sa’i, orang mencukur sekurang kurangnya tiga helai rambutnya, ini sebagai tanda umroh telah selesai. Kemudian, bila ingin mencukur rambut seluruhnya, anda dapat lalukan setelah keluar masjidil haram pergi ke tempat tukang cukur
Amalan-Amalan umroh yang dianjurkan untuk dikerjakan selama di Madinah
Melakukan shalat berjamaah di Masjid Nabawi.
Memperbanyak melakukan shalat sunnah.
Berziarah ke makam Rasulullah saw (Roudhoh di masjid Nabawi).
Berziarah ke makam Abu Bakar Siddiq dan Umar Ibnul Khatab.
Masuk ke Raudhah dan beritikaf, shalat, atau berdoa di dalamnya.
Mengikuti shalat Jenazah
Amalan-Amalan umroh yang dianjurkan untuk dikerjakan selama di Mekah
Walapun bukan termasuk tata cara umroh yang wajib, namun sangatlah merugi bila amalan berikut ini dilewatkan begitu saja saat kita berada di tanah suci, karena sesungguhnya ganjaran pahalanya sangatlah besar dan dahsyat dibanding tempat lain.
Melakukan sholat jamaah di Masjidil Haram.
Memperbanyak melakukan thawaf sunnah.
Memperbanyak melakukan shalat sunnah
Memperbanyak membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa kepada Allah.
Mengikuti shalat Jenazah.
Demikianlah tata cara umroh dan amalan-amalan umroh lain yang sangat dianjurkan untuk dilakukan selama di Mekah dan Medinah. Tata cara yang benar dan rukun umroh yang dikerjakan, semoga membawa ibadah kita mendapatkan rida dari Allah SWT.
Related Posts :
Ujian diri
UJIAN DIRI
Ujian diri
Tak ada jalan yang tak berbelok Tak ada lautan yang tak berombak. Tak ada ladang yang tak berduri. Di mana ada kehidupan pasti di situ ada ujian dan cobaan. Allah SWT menjadikannya sebagai medan tempaan , untuk menguji kualitas kesabaran dan penghambaan segenap hamba-Nya.
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahumallah berkata"
“Sesungguhnya Allah SWT menguji hamba-Nya yang beriman tidak untuk membinasakannya, tetapi untuk menguji sejauh manakah kesabaran dan penghambaannya. Sebab, sesungguhnya Allah SWT wajib diibadahi dalam kondisi sulit dan dalam hal-hal yang tidak disukai (oleh jiwa), sebagaimana pula Allah wajib diibadahi dalam hal-hal yang disukai. Karena itu, perhatikanlah penghambaan kepada-Nya dalam hal-hal yang tak disukai. Sebab, di situlah letak perbedaan yang membedakan kualitas para hamba. Kedudukan mereka di sisi Allah SWT pun sangat bergantung pada perbedaan kualitas tersebut.”
UJIAN DALAM KEHIDUPAN
Semoga menambah keimanan kita...secil ilmu ini.Amiin.
Ujian diri
Ujian diri |
Tak ada jalan yang tak berbelok Tak ada lautan yang tak berombak. Tak ada ladang yang tak berduri. Di mana ada kehidupan pasti di situ ada ujian dan cobaan. Allah SWT menjadikannya sebagai medan tempaan , untuk menguji kualitas kesabaran dan penghambaan segenap hamba-Nya.
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahumallah berkata"
“Sesungguhnya Allah SWT menguji hamba-Nya yang beriman tidak untuk membinasakannya, tetapi untuk menguji sejauh manakah kesabaran dan penghambaannya. Sebab, sesungguhnya Allah SWT wajib diibadahi dalam kondisi sulit dan dalam hal-hal yang tidak disukai (oleh jiwa), sebagaimana pula Allah wajib diibadahi dalam hal-hal yang disukai. Karena itu, perhatikanlah penghambaan kepada-Nya dalam hal-hal yang tak disukai. Sebab, di situlah letak perbedaan yang membedakan kualitas para hamba. Kedudukan mereka di sisi Allah SWT pun sangat bergantung pada perbedaan kualitas tersebut.”
UJIAN DALAM KEHIDUPAN
Ada tiga jenis
ujian dan cobaan yang tak mungkin seorang muslim lepas darinya.
Bagaimana pun situasi dan kondisi, pasti dia akan menghadapinya. Tiga
jenis ujian dan cobaan itu adalah sebagai berikut,
1. Perintah-perintah Allah SWT yang wajib ditaati.
2. Larangan-larangan Allah SWT (kemaksiatan) yang wajib dijauhi.
3. Musibah yang menimpa (takdir buruk).
Para ulama sepakat bahwa senjata utama untuk menghadapi tiga jenis ujian dan cobaan itu adalah kesabaran, yaitu;
1. Sabar di atas ketaatan kepada Allah SWT, dengan selalu mengerjakan segala perintah-Nya.
2. Sabar dari perbuatan maksiat, selalu menahan diri dari segala yang dilarang oleh Allah SWT.
3. Sabar atas segala musibah yang menimpa dengan diiringi sikap ikhlas dan ridha terhadap takdir yang ditentukan oleh Allah SWT..
(Lihat Qa’idah fish Shabr karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah [hlm. 90—91], Syarh Shahih Muslim karya al-Hafizh an-Nawawi [3/101], dan Madarijus Salikin [2/156], dll.)
Sejauh manakah kesabaran dan penghambaan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala terkait dengan tiga jenis ujian dan cobaan itu? Sudahkah kita bersabar di atas ketaatan kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan selalu mengerjakan segala perintah-Nya?
Sudahkah kita bersabar dari perbuatan maksiat dengan selalu menahan diri dari segala yang dilarang oleh Allah SWT? Sudahkah kita bersabar atas segala musibah yang menimpa dengan ikhlas dan ridha terhadap takdir yang ditentukan oleh Allah SWT?
Semoga Allah SWT menutupi segala kekurangan kita dan mengampuni segala kesalahan kita. Wallahul musta’an. Rasul saja masih memohon ampun bagaimana diri ini.
Di situlah seorang muslim akan diberi ujian dan cobaan oleh Allah Subhanahu wata’ala terkait dengan tiga jenis kesabaran di atas.
Allah SWT berfirman :
Ujian dan cobaan itu pun beragam bentuknya. Terkadang dalam bentuk keburukan dan terkadang pula dalam bentuk kebaikan.
Allah SWT berfirman,
Di antara ujian dan cobaan itu adalah adanya orang-orang jahat yang tidak suka terhadap orang-orang yang istiqamah di atas jalan kebenaran. Mereka mencela, menghina, mencibir, bahkan memusuhi orang-orang yang istiqamah itu. Kondisi semacam ini bahkan telah dialami oleh para nabi terdahulu yang mulia. Allah SWT berfirman,
Dengan demikian, tiada jalan keselamatan dari segala ujian itu selain bersabar di atas kebenaran dengan mengedepankan sikap ilmiah, berpijak di atas hikmah, tidak mengedepankan hawa nafsu ataupun perasaan, penuh kehati-hatian dalam menilai dan melangkah (ta’anni), tidak mudah bereaksi, dan tidak serampangan bertindak. Tentu saja, tidak lupa memohon pertolongan dari Allah SWT Penguasa alam semesta dan berkonsultasi dengan para ulama yang mulia.
Satu hal penting yang patut dicatat, patokan kebenaran bukanlah banyaknya\ jumlah pengikut atau orang yang mengerjakan sebuah amalan.Istilahnya kata orang banyak.
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah berkata :
“Di antara prinsip kaum jahiliah adalah menilai kebenaran dengan jumlah mayoritas dan kesalahan dengan jumlah minoritas. Jadi, segala sesuatu yang diikuti kebanyakan orang berarti benar, sedangkan yang diikuti segelintir orang berarti salah. Inilah patokan mereka dalam hal menilai kebenaran dan kesalahan. Padahal patokan tersebut tidak benar."
Karena Allah SWT berfirman,
dan sebagainya.”
Allah SWT berfirman,
Rasulullah SAW bersabda,
Fenomena Syahwat dan Syubhat
Rasulullah SAW bersabda,
Di antara godaan syahwat yang juga berbahaya bagi kehidupan beragama seorang muslim adalah harta. Slogan “waktu adalah uang” menjadi prinsip hidup sebagian orang. Berpegang teguh dengan agama akan mewariskan kemiskinan dan kesengsaraan, dianggap suatu keniscayaan. Tak mengherankan apabila sebagian orang ada yang menjadikan harta sebagai tolok ukur kesuksesan dan keberhasilan. Fenomena ini sungguh telah terjadi pada diri Qarun, seorang konglomerat di masa Nabi Musa AS yang dibinasakan oleh Allah SWT. Menurut Qarun, limpahan harta yang ada pada dirinya merupakan bukti kesuksesan dan keridhaan Allah kepadanya, sedangkan Nabi Musa AS dan yang bersamanya tidak mendapatkan keridhaan dari Allah SWT karena tak sukses dari sisi harta. Maka dari itu, Allah SWT membantah persangkaan Qarun yang batil itu dengan firman-Nya :
Ujian harta ternyata tidak hanya menerpa orang awam atau anak jalanan semata, tetapi orang berilmu pun nyaris terancam manakala orientasi hidupnya adalah dunia. Di mana ada “lahan basah” dia pun ada di sana, walaupun harus mengikuti keinginan big boss-nya yang kerap kali tak sesuai dengan syariat dan hati nuraninya. Syahdan, ketika hawa nafsu telah membelenggu fitrah sucinya, ayat-ayat Allah SWT (agama) dia jual dengan harga yang murah dan manhaj (prinsip agamanya) pun dia korbankan demi meraih kelayakan hidup atau kemapanan ekonomi. Dengan tegas Allah Subhanahu wata’ala memperingatkan orang-orang berilmu dari perbuatan yang tercela itu, sebagaimana firman-Nya,
Ada hal penting yang patut diperhatikan. Sikap selektif dan sensitif dalam mendapatkan harta harus selalu dimiliki oleh setiap muslim, baik untuk kehidupan pribadi maupun kepentingan dakwahnya. Tidak asal comot. Tidak pula pakai prinsip “aji mumpung”. Mumpung ada dana, diterima sajalah!? Tanpa mencermati dari mana datangnya dana tersebut, apa latar belakangnya, dan apa pula efek setelah mendapatkannya, baik yang berkaitan dengan dirinya maupun berkaitan orang banyak.
Sudahkah kita bersabar menghadapi kondisi yang semacam ini? Marilah kita menengok kesabaran diri, mudahmudahan taufik dan inayah Allah SWt selalu bersama kita. Amiin…
Semua itu mengingatkan kita akan sabda Rasulullah SAW
Sabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,
Akhir kata, semoga Allah Subhanahu wata’ala menganugerahkan kesabaran diri kepada kita dan memohon ampunan-NYA. Sehingga dimudahkan untuk istiqamah di atas kebenaran kala ujian dan coban menerpa.Ujian diri berarti tolak ukur keimanan sesorang kepada Allah SWT. Amiin,
1. Perintah-perintah Allah SWT yang wajib ditaati.
2. Larangan-larangan Allah SWT (kemaksiatan) yang wajib dijauhi.
3. Musibah yang menimpa (takdir buruk).
Para ulama sepakat bahwa senjata utama untuk menghadapi tiga jenis ujian dan cobaan itu adalah kesabaran, yaitu;
1. Sabar di atas ketaatan kepada Allah SWT, dengan selalu mengerjakan segala perintah-Nya.
2. Sabar dari perbuatan maksiat, selalu menahan diri dari segala yang dilarang oleh Allah SWT.
3. Sabar atas segala musibah yang menimpa dengan diiringi sikap ikhlas dan ridha terhadap takdir yang ditentukan oleh Allah SWT..
(Lihat Qa’idah fish Shabr karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah [hlm. 90—91], Syarh Shahih Muslim karya al-Hafizh an-Nawawi [3/101], dan Madarijus Salikin [2/156], dll.)
Sejauh manakah kesabaran dan penghambaan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala terkait dengan tiga jenis ujian dan cobaan itu? Sudahkah kita bersabar di atas ketaatan kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan selalu mengerjakan segala perintah-Nya?
Sudahkah kita bersabar dari perbuatan maksiat dengan selalu menahan diri dari segala yang dilarang oleh Allah SWT? Sudahkah kita bersabar atas segala musibah yang menimpa dengan ikhlas dan ridha terhadap takdir yang ditentukan oleh Allah SWT?
Semoga Allah SWT menutupi segala kekurangan kita dan mengampuni segala kesalahan kita. Wallahul musta’an. Rasul saja masih memohon ampun bagaimana diri ini.
Di situlah seorang muslim akan diberi ujian dan cobaan oleh Allah Subhanahu wata’ala terkait dengan tiga jenis kesabaran di atas.
Allah SWT berfirman :
الم () أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُو
“Alif Laam Miim. Apakah manusia mengira dibiarkan berkata, ‘Kami telah beriman’ sedangkan mereka tidak diberi ujian?” (al-‘Ankabut: 1—2)Ujian dan cobaan itu pun beragam bentuknya. Terkadang dalam bentuk keburukan dan terkadang pula dalam bentuk kebaikan.
Allah SWT berfirman,
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji
kalian dengan keburukan dan kebaikan “Alif Laam Miim. Apakah manusia
mengira dibiarkan berkata, ‘Kami telah beriman’ sedangkan mereka tidak
diberi ujian?” sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada
Kamilah kalian dikembalikan.” (al-Anbiya’: 35)Di antara ujian dan cobaan itu adalah adanya orang-orang jahat yang tidak suka terhadap orang-orang yang istiqamah di atas jalan kebenaran. Mereka mencela, menghina, mencibir, bahkan memusuhi orang-orang yang istiqamah itu. Kondisi semacam ini bahkan telah dialami oleh para nabi terdahulu yang mulia. Allah SWT berfirman,
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِّنَ الْمُجْرِمِينَ ۗ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا
“Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi, musuh
dariorang-orang yang berdosa. Cukuplah Rabb-mu sebagai pemberi petunjuk
dan penolong.” (al-Furqan: 31)
وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا
“Dan Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang lain, maukah kalian bersabar? Dan adalah Rabb-mu Maha Melihat.” (al-Furqan: 20)Dengan demikian, tiada jalan keselamatan dari segala ujian itu selain bersabar di atas kebenaran dengan mengedepankan sikap ilmiah, berpijak di atas hikmah, tidak mengedepankan hawa nafsu ataupun perasaan, penuh kehati-hatian dalam menilai dan melangkah (ta’anni), tidak mudah bereaksi, dan tidak serampangan bertindak. Tentu saja, tidak lupa memohon pertolongan dari Allah SWT Penguasa alam semesta dan berkonsultasi dengan para ulama yang mulia.
Satu hal penting yang patut dicatat, patokan kebenaran bukanlah banyaknya\ jumlah pengikut atau orang yang mengerjakan sebuah amalan.Istilahnya kata orang banyak.
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah berkata :
“Di antara prinsip kaum jahiliah adalah menilai kebenaran dengan jumlah mayoritas dan kesalahan dengan jumlah minoritas. Jadi, segala sesuatu yang diikuti kebanyakan orang berarti benar, sedangkan yang diikuti segelintir orang berarti salah. Inilah patokan mereka dalam hal menilai kebenaran dan kesalahan. Padahal patokan tersebut tidak benar."
Karena Allah SWT berfirman,
وَإِن
تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِن
يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
“Dan jika kamu menuruti mayoritas orang-orang yang ada di muka
bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka
tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain
hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (al-An’am: 116)
وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Tetapi mayoritas manusia itu tidak mengetahui.” (al-A’raf: 187)
وَمَا وَجَدْنَا لِأَكْثَرِهِم مِّنْ عَهْدٍ ۖ وَإِن وَجَدْنَا أَكْثَرَهُمْ لَفَاسِقِينَ
“Dan Kami tidak mendapati mayoritas mereka memenuhi janji.
Sesungguhnya Kami mendapati mayoritas mereka orangorang yang fasik.” (al-A’raf: 102)dan sebagainya.”
Allah SWT berfirman,
وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ
“Dan tidaklah beriman bersamanya (Nuh) kecuali sedikit.” (Hud: 40)Rasulullah SAW bersabda,
عُرِضَتْ
عَلَيَّ اْلأُمَمُ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّهْطُ،
وَالنَّبِيَّ وَمعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلاَنِ وَالنَّبِيَّ وَلَيْسَ
مَعَهُ أَحَدٌ
“Telah ditampakkan kepadaku beberapa umat, maka aku melihat
seorang nabi yang bersamanya kurang dari 10 orang, seorang nabi yang
bersamanya satu atau dua orang, dan seorang nabi yang tidak ada seorang
pun yang bersamanya.” (HR. al-Bukhari no. 5705, 5752, dan Muslim no. 220, dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu)Fenomena Syahwat dan Syubhat
Rasulullah SAW bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan setelahku sebuah godaan yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada wanita.” (HR. al-Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 2741, dari Usamah bin Zaid rahimahumallah)Di antara godaan syahwat yang juga berbahaya bagi kehidupan beragama seorang muslim adalah harta. Slogan “waktu adalah uang” menjadi prinsip hidup sebagian orang. Berpegang teguh dengan agama akan mewariskan kemiskinan dan kesengsaraan, dianggap suatu keniscayaan. Tak mengherankan apabila sebagian orang ada yang menjadikan harta sebagai tolok ukur kesuksesan dan keberhasilan. Fenomena ini sungguh telah terjadi pada diri Qarun, seorang konglomerat di masa Nabi Musa AS yang dibinasakan oleh Allah SWT. Menurut Qarun, limpahan harta yang ada pada dirinya merupakan bukti kesuksesan dan keridhaan Allah kepadanya, sedangkan Nabi Musa AS dan yang bersamanya tidak mendapatkan keridhaan dari Allah SWT karena tak sukses dari sisi harta. Maka dari itu, Allah SWT membantah persangkaan Qarun yang batil itu dengan firman-Nya :
أَوَلَمْ
يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ
هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْأَلُ عَن
ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ
“Apakah dia tidak mengetahui bahwa Allah sungguh telah
membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat dari padanya dan lebih
banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang
yang jahat itu tentang dosa-dosa mereka.” (al-Qashash: 78)Ujian harta ternyata tidak hanya menerpa orang awam atau anak jalanan semata, tetapi orang berilmu pun nyaris terancam manakala orientasi hidupnya adalah dunia. Di mana ada “lahan basah” dia pun ada di sana, walaupun harus mengikuti keinginan big boss-nya yang kerap kali tak sesuai dengan syariat dan hati nuraninya. Syahdan, ketika hawa nafsu telah membelenggu fitrah sucinya, ayat-ayat Allah SWT (agama) dia jual dengan harga yang murah dan manhaj (prinsip agamanya) pun dia korbankan demi meraih kelayakan hidup atau kemapanan ekonomi. Dengan tegas Allah Subhanahu wata’ala memperingatkan orang-orang berilmu dari perbuatan yang tercela itu, sebagaimana firman-Nya,
إِنَّ
الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزَلَ اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُونَ
بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۙ أُولَٰئِكَ مَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ
إِلَّا النَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا
يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ () أُولَٰئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا
الضَّلَالَةَ بِالْهُدَىٰ وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ ۚ فَمَا
أَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah
diturunkan Allah, yaitu al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang
sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke
dalamperutnya melainkan api. Allah tidak akan berbicara kepada mereka
pada hari kiamat, tidak akan mensucikan mereka, dan bagi mereka siksa
yang pedih. Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk dan (membeli) siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya
mereka menghadapi api neraka!” (al-Baqarah: 174—175)Ada hal penting yang patut diperhatikan. Sikap selektif dan sensitif dalam mendapatkan harta harus selalu dimiliki oleh setiap muslim, baik untuk kehidupan pribadi maupun kepentingan dakwahnya. Tidak asal comot. Tidak pula pakai prinsip “aji mumpung”. Mumpung ada dana, diterima sajalah!? Tanpa mencermati dari mana datangnya dana tersebut, apa latar belakangnya, dan apa pula efek setelah mendapatkannya, baik yang berkaitan dengan dirinya maupun berkaitan orang banyak.
Sudahkah kita bersabar menghadapi kondisi yang semacam ini? Marilah kita menengok kesabaran diri, mudahmudahan taufik dan inayah Allah SWt selalu bersama kita. Amiin…
Semua itu mengingatkan kita akan sabda Rasulullah SAW
بَادِرُوا
بِا عْألَْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِم،ِ يُصْبِحُ
الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِيْ كَافِرًا وَيُمْسِيْ مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ
كَافِرًا، يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bergegaslah kalian untuk beramal, (karena akan datang)
fitnah-fitnah (ujian dan cobaan) layaknya potongan-potongan malam. Di
pagi hari seseorang dalam keadaan beriman dan sore harinya dalam keadaan
kafir. Di sore hari dalam keadaan beriman dan keesokan harinya dalam
keadaan kafir. Dia menjual agamanya dengan sesuatu dari (gemerlapnya)
dunia ini.” (HR. Muslim no.118, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)Sabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,
لَتَتَّبِعُنَّ
سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْراً بِشِبْرٍ وَذِرَاعاً بِذِرَاعٍ
حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَتَبعْتُمُوْهُمْ
‘Sungguh kalian akan mengikuti jalan/jejak orang-orang sebelum kalian (Yahudi dan Nasrani, -pen.)
sejengkal dengan sejengkal dan sehasta dengan sehasta1. Sampai-sampai
jika mereka masuk ke liang binatang dhab (sejenis biawak yang hidup di
padang pasir, -pen.) pasti kalian akan mengikutinya’.”Akhir kata, semoga Allah Subhanahu wata’ala menganugerahkan kesabaran diri kepada kita dan memohon ampunan-NYA. Sehingga dimudahkan untuk istiqamah di atas kebenaran kala ujian dan coban menerpa.Ujian diri berarti tolak ukur keimanan sesorang kepada Allah SWT. Amiin,
Related Posts :
Zikir, Doa, Taubat Dan Istigfar
Zikir, Doa, Taubat Dan Istigfar
Menurut kumpulan pendapat ulama. :
1. Anjuran untuk ingat (berzikir) kepada Allah Taala
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (Shahih Muslim No.4832)
Zikir |
Menurut kumpulan pendapat ulama. :
1. Anjuran untuk ingat (berzikir) kepada Allah Taala
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (Shahih Muslim No.4832)
2. Tentang nama-nama Allah Taala dan keutamaan orang yang menghafalnya
3. Berteguh hati dalam berdoa dan tidak berdoa dengan ucapan: Jika Engkau berkenan
4. Larangan mengharapkan kematian karena musibah yang menimpa
• Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda:
"Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian karena musibah yang menimpanya dan apabila dia memang harus mengharapkan, sebaiknya dia berkata: Ya Allah! Hidupkanlah aku selama kehidupan itu yang terbaik bagiku, dan matikanlah aku jika kematian itu yang terbaik bagiku." (Shahih Muslim No.4840)
• Hadis riwayat Khabbab ra.:
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Nabi
saw. bersabda: Allah itu memiliki sembilan puluh sembilan nama yang
bagus. Barang siapa yang mampu menghafalnya, maka dia akan masuk surga.
Sesungguhnya Allah itu ganjil dan Dia menyukai yang ganjil. (Shahih
Muslim No.4835)
3. Berteguh hati dalam berdoa dan tidak berdoa dengan ucapan: Jika Engkau berkenan
• Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Apabila seorang di antara kamu berdoa maka hendaklah dia
berteguh hati dalam berdoa serta jangan pula dia berdoa dengan
mengucapkan: Ya Allah! Jika Engkau sudi maka berilah aku. Sesungguhnya
Allah tidak ada yang memaksanya. (Shahih Muslim No.4837)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang di antara kamu berdoa, maka
janganlah dia berkata: Ya Allah! Ampunilah aku jika Engkau sudi. Tetapi
bersungguh-sungguhlah dia dalam memohon dan mohonlah perkara-perkara
yang besar dan mulia (surga atau pengampunan), karena Allah tidak ada
sesuatu pun yang besar bagi-Nya dari apa yang telah dianugrahkan.
(Shahih Muslim No.4838)
4. Larangan mengharapkan kematian karena musibah yang menimpa
• Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda:
"Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian karena musibah yang menimpanya dan apabila dia memang harus mengharapkan, sebaiknya dia berkata: Ya Allah! Hidupkanlah aku selama kehidupan itu yang terbaik bagiku, dan matikanlah aku jika kematian itu yang terbaik bagiku." (Shahih Muslim No.4840)
• Hadis riwayat Khabbab ra.:
Dari
Qais bin Abu Hazim ia berkata:
"Saya datang menemui Khabbab yang sedang menderita tujuh luka bakar di perutnya, lalu dia berkata: Seandainya Rasulullah saw. tidak melarang kita untuk memohon kematian niscaya aku telah memohonnya."(Shahih Muslim No.4842)
6. Makruh berdoa agar segera diturunkan siksaan di dunia
7. Keutamaan zikir
8. Keutamaan membaca tahlil, membaca tasbih dan berdoa
11. Mohon perlindungan dari takdir yang buruk dan kesengsaraan serta lainnya
12. Doa ketika akan tidur dan berbaring di atas peraduan
13. Mohon perlindungan dari kejahatan yang dilakukan dan yang belum dilakukan
14. Bertasbih pada permulaan siang dan ketika hendak tidur
15. Anjuran berdoa ketika mendengar suara ayam jantan
16. Doa ketika tertimpa kesusahan
17. Menerangkan seorang yang berdoa akan dikabulkan selama dia tidak cepat berkata: Aku telah berdoa tetapi tidak dikabulkan
18. Tentang mayoritas ahli surga adalah dari orang-orang miskin dan mayoritas ahli neraka dari kaum wanita serta mengenai fitnah kaum wanita
19. Kisah tiga orang penghuni gua dan tawasul dengan amal saleh
"Saya datang menemui Khabbab yang sedang menderita tujuh luka bakar di perutnya, lalu dia berkata: Seandainya Rasulullah saw. tidak melarang kita untuk memohon kematian niscaya aku telah memohonnya."(Shahih Muslim No.4842)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
5. Barang siapa yang suka bertemu Allah, maka Allah akan suka bertemu dengannya dan barang siapa yang tidak suka bertemu Allah, maka Allah tidak akan suka bertemu dengannya
Rasulullah
saw. bersabda:
"Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian dan jangan pula memohonnya sebelum kematian itu datang menjemputnya. Sesungguhnya apabila seorang di antara kamu meninggal dunia maka terputuslah amal perbuatannya dan sesungguhnya usia seorang mukmin itu akan menambah kebajikan (bagi dirinya)." (Shahih Muslim No.4843)
"Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian dan jangan pula memohonnya sebelum kematian itu datang menjemputnya. Sesungguhnya apabila seorang di antara kamu meninggal dunia maka terputuslah amal perbuatannya dan sesungguhnya usia seorang mukmin itu akan menambah kebajikan (bagi dirinya)." (Shahih Muslim No.4843)
5. Barang siapa yang suka bertemu Allah, maka Allah akan suka bertemu dengannya dan barang siapa yang tidak suka bertemu Allah, maka Allah tidak akan suka bertemu dengannya
• Hadis riwayat Ubadah bin Shamit ra.:
Bahwa
Nabi saw. bersabda: Barang siapa menyukai pertemuan dengan Allah, maka
Allah akan menyukai pertemuan dengannya, dan barang siapa yang tidak
menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai
pertemuan dengannya. (Shahih Muslim No.4844)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Barang siapa yang menyukai pertemuan dengan Allah, maka
Allah akan menyukai pertemuan dengannya. Dan barang siapa yang tidak
menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai
pertemuan dengannya. Aku bertanya: Wahai baginda, bagaimana dengan
kebencian terhadap kematian karena semua kita membenci kematian? Beliau
menjawab: Bukan begitu, tetapi seorang mukmin apabila diberi kabar
gembira dengan rahmat Allah, keridaan dan surga-Nya, maka dia akan
senang bertemu dengan Allah dan Allah akan senang bertemu dengannya. Dan
sesungguhnya orang kafir apabila diberitahukan tentang siksaan serta
kemurkaan Allah, maka dia akan membenci pertemuan dengan Allah sehingga
Allah pun akan membenci pertemuan dengannya. (Shahih Muslim No.4845)
• Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Nabi
saw. bersabda: Barang siapa yang menyukai pertemuan dengan Allah, maka
Allah menyukai pertemuan dengannya. Dan barang siapa yang tidak menyukai
pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan
dengannya. (Shahih Muslim No.4848)
6. Makruh berdoa agar segera diturunkan siksaan di dunia
• Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. menjenguk seorang lelaki kaum muslimin yang telah lemah
sekali sehingga (keadaannya) seperti anak burung. Rasulullah saw.
bertanya kepada lelaki itu: Apakah kamu pernah berdoa memohon sesuatu?
Lelaki itu menjawab: Ya, aku berdoa: Ya Allah! Apa yang hendak Engkau
siksa aku di akhirat, maka laksanakanlah segera di dunia. Lalu
Rasulullah saw. bersabda: Maha Suci Allah! Kamu tidak akan kuat atau
tidak akan mampu menanggungnya. Kenapa kamu tidak berdoa dengan: Ya
Allah! Berikan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat
serta jagalah kami dari siksa neraka. Ia (Anas) berkata: Kemudian
Rasulullah saw. berdoa kepada Allah untuknya sehingga Allah pun
menyembuhkannya. (Shahih Muslim No.4853)
7. Keutamaan zikir
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari
Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkahi
lagi Maha Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan
perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka
senantiasa mencari majelis-majelis zikir. Apabila mereka mendapati satu
majelis zikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan
mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka
dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka
naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah Yang Maha Mulia
lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada
mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari
tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan, mengagungkan,
membesarkan, memuji dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa
yang mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka
memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah
melihat surga-Ku? Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami.
Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para
malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu.
Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para
malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya:
Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab:
Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat
neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon
ampunan dari-Mu. Beliau bersabda kemudian Allah berfirman: Aku sudah
mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku
juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka
takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai
Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh
dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berzikir bersama mereka.
Beliau berkata lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena
mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk
bersama mereka. (Shahih Muslim No.4854)
8. Keutamaan membaca tahlil, membaca tasbih dan berdoa
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membaca: "Tidak ada Tuhan
selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah
segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian serta Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu", setiap hari sebanyak seratus kali, maka dia akan
mendapat pahala yang sama besarnya dengan membebaskan sepuluh orang
budak dan akan dicatat untuknya seratus kebajikan serta dihapus darinya
seratus keburukan. Baginya hal itu adalah satu perlindungan dari setan
mulai dari pagi hari sampai sore. Tidak ada seorang pun yang lebih utama
dari orang yang melakukan hal itu kecuali orang yang lebih banyak dari
itu. Barang siapa yang membaca: "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya",
sebanyak seratus kali setiap hari, maka akan terhapuslah semua dosanya
sekalipun dosanya itu sebanyak buih di lautan. (Shahih Muslim No.4857)
• Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.:
Dari
Nabi saw., beliau bersabda: Barang siapa yang membaca: "Tidak ada Tuhan
selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah
segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu", sebanyak sepuluh kali, maka dia laksana orang yang
telah memerdekakan empat orang budak dari putra Ismail. (Shahih Muslim
No.4859)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Dua kalimat yang ringan untuk diucapkan, tetapi berat
dalam timbangan dan disukai oleh Allah Yang Maha Pengasih, yaitu: "Maha
Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Tuhan Yang Maha
Agung". (Shahih Muslim No.4860)
9. Anjuran merendahkan suara ketika berzikir
• Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Ketika
kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan, mulailah
orang-orang mengeraskan suara mereka dalam membaca takbir lalu
bersabdalah beliau:"Wahai manusia, rendahkanlah suara kamu sekalian!
Karena kamu sekalian sesungguhnya tidak sedang memohon kepada yang tuli
maupun yang gaib bahkan kamu sekalian sedang memohon kepada Tuhan Yang
Maha Mendengar lagi Maha Dekat Yang selalu bersama kamu sekalian." Aku
pada saat itu berada di belakang beliau sambil mengucapkan: "Laa haula
wa laa quwata illa billah", (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali berkat
bantuan Allah). Rasulullah saw. berkata: Wahai Abdullah bin Qais! Maukah
kamu aku tunjukkan kepada salah-satu kekayaan surga yang tersimpan? Aku
menjawab: Tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Yaitu ucapan: "Laa
haula wa laa quwata illa billah". (Shahih Muslim No.4873)
• Hadis riwayat Abu Bakar ra.:
Bahwasanya
ia pernah berkata kepada Rasulullah saw.: Ajarkanlah kepadaku suatu doa
yang akan aku baca dalam salatku. Beliau bersabda: Bacalah! "Ya Allah,
sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, suatu penganiayaan
yang cukup besar", menurut Qutaibah penganiayaan yang banyak, "Dan tidak
ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau. Berikanlah kepadaku
ampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah aku, karena sesungguhnya Engkau
adalah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih". (Shahih Muslim
No.4876)
10. Mohon perlindungan dari kelemahan, kemalasan dan lainnya
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. biasa berdoa: Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan,
kemalasan, sifat pengecut, menyia-nyiakan usia dan dari sifat kikir. Aku
juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah kehidupan
serta kematian. (Shahih Muslim No.4878)
11. Mohon perlindungan dari takdir yang buruk dan kesengsaraan serta lainnya
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Nabi saw. selalu memohon perlindungan dari takdir yang jelek, bencana
kesengsaraan, kejahatan musuh serta dari cobaan yang sangat berat.
(Shahih Muslim No.4880)
12. Doa ketika akan tidur dan berbaring di atas peraduan
• Hadis riwayat Barra' bin Azib ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Apabila kamu hendak berbaring ke tempat
peraduanmu, maka berwudulah seperti wudu untuk salat, kemudian
berbaringlah di atas sisi kananmu lalu bacalah doa: (Ya Allah!
Sesungguhnya aku menyerahkan diriku kepada-Mu, dan aku serahkan segala
urusanku kepada-Mu, dan aku baringkan tubuhku ke hadapan-Mu karena
mengharapkan pahala-Mu dan takut akan siksa-Mu, tidak ada tempat
berlindung dan tidak ada pula yang dapat menyelamatkan diri kecuali
kembali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab-Mu yang Engkau turunkan dan
dengan nabi-Mu yang Engkau utus). Jadikanlah semua itu sebagai ucapanmu
yang terakhir karena apabila kamu mati pada malam itu, maka kamu telah
mati dalam keadaan fitrah. (Barra') berkata: Aku mengulang-ulangi
kalimat-kalimat tersebut untuk mengingatnya. Aku ucapkan: Aku beriman
kepada rasul-Mu yang Engkau utus. Rasulullah saw. bersabda: Ucapkanlah!
Aku beriman dengan nabi-Mu yang telah Engkau utus. (Shahih Muslim
No.4884)
•Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang dari kamu sekalian ingin
berbaring ke tempat tidurnya, maka hendaklah ia memegang ujung kainnya
lalu kirapkanlah tempat tidurnya (menghilangkan debu) serta bacalah
bismillah, sebab dia tidak mengetahui apa yang tinggalkan setelahnya di
atas tempat tidurnya itu. Kemudian jika ia hendak berbaring, maka
berbaringlah di atas sisi kanannya dan bacalah doa: "Maha Suci Engkau,
ya Allah Tuhanku, karena Engkaulah aku membaringkan tubuhku dan karena
Engkau pulalah aku mengangkatnya. Apabila Engkau mencabut jiwaku, maka
ampunilah ia dan apabila Engkau melepaskannya (menghidupkan) maka
jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang saleh".
(Shahih Muslim No.4889)
13. Mohon perlindungan dari kejahatan yang dilakukan dan yang belum dilakukan
• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. pernah berdoa dengan membaca: "Ya Allah, kepada-Mulah
aku berserah diri dan kepada-Mulah aku beriman, terhadap-Mu aku
bertawakkal dan kepada-Mu aku kembali serta dengan (pertolongan) Engkau
aku berperang. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan
kemuliaan-Mu, tidak ada Tuhan selain Engkau, agar Engkau tidak
menyesatkan aku, Engkaulah Yang Maha Hidup dan tidak akan mati sedang
jin dan manusia semuanya akan mati". (Shahih Muslim No.4894)
• Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra.:
Bahwa
Nabi saw. selalu berdoa dengan membaca: "Ya Allah, ampunilah kesalahan
dan kebodohanku, dan juga sikap berlebihanku dalam segala urusanku dan
segala yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah! Ampunilah
kesungguhanku dan kelakarku, dan ketidaksengajaanku dan kesengajaanku
serta semua yang ada di sisiku. Ya Allah, ampunilah dosa yang telah aku
lakukan dan yang belum aku lakukan, yang aku lakukan secara sembunyi
maupun yang aku lakukan secara terang-terangan serta segala yang Engkau
lebih mengetahui daripadaku. Engkaulah Yang Maha Mendahului dan Yang
Maha Mengakhiri dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Shahih
Muslim No.4896)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. berdoa: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Tuhan
Yang memenangkan tentara-Nya, Tuhan Yang menolong hamba-Nya, Tuhan Yang
mengalahkan golongan-golongan kafir, maka tidak ada sesuatu pun (yang
abadi) selain-Nya". (Shahih Muslim No.4903)
14. Bertasbih pada permulaan siang dan ketika hendak tidur
• Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra.:
Bahwa
Fatimah mengeluhkan tangannya (yang terluka) akibat alat penumbuk
biji-bijian. Dan Nabi saw. mendapatkan seorang tawanan (untuk dijadikan
pelayan), maka berangkatlah Fatimah menemui Nabi saw. namun ia tidak
menjumpai beliau tetapi ia bertemu dengan Aisyah, lalu diceritakanlah
maksud kedatangannya kepada Aisyah. Ketika Nabi saw. datang, Aisyah
menceritakan kepada beliau tentang kedatangan Fatimah. Nabi saw. segera
menemui kami pada saat kami telah berbaring di tempat tidur, kemudian
kami pun beranjak bangun ingin menghampiri beliau tetapi Nabi saw.
berkata: Tetaplah di tempat kalian! Lalu beliau duduk di antara kami
berdua sehingga aku dapat merasakan di dadaku dinginnya telapak kaki
beliau. Kemudian beliau bersabda: Maukah kamu berdua aku ajarkan sesuatu
yang lebih baik daripada apa yang kamu berdua minta yaitu ketika kalian
hendak berbaring ke tempat tidur, bacalah takbir sebanyak tiga puluh
empat kali, tasbih sebanyak tiga puluh tiga kali serta tahmid sebanyak
tiga puluh tiga kali karena hal itu lebih baik bagi kamu berdua daripada
seorang pelayan. (Shahih Muslim No.4906)
15. Anjuran berdoa ketika mendengar suara ayam jantan
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Nabi saw. bersabda: Jika kamu sekalian mendengar suara kokok ayam
jantan, maka mohonlah karunia Allah karena sesungguhnya binatang
tersebut telah melihat malaikat dan jika kamu sekalian mendengar suara
ringkikan keledai, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan
setan, karena binatang tersebut telah melihat setan. (Shahih Muslim
No.4908)
16. Doa ketika tertimpa kesusahan
• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa
Nabi saw. ketika tertimpa Kesusahan, beliau berdoa: "Tidak ada Tuhan
selain Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun, tidak ada Tuhan selain
Allah Tuhan Yang Memiliki Arsy nan Agung, tidak ada Tuhan selain Allah
Tuhan segenap langit, Tuhan bumi serta Tuhan Arsy nan Mulia". (Shahih
Muslim No.4909)
17. Menerangkan seorang yang berdoa akan dikabulkan selama dia tidak cepat berkata: Aku telah berdoa tetapi tidak dikabulkan
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Akan dikabulkan doa seseorang di antara kamu
sekalian selama dia tidak terburu-buru berkata: Aku sudah berdoa, tetapi
aku tidak atau belum dikabulkan. (Shahih Muslim No.4916)
18. Tentang mayoritas ahli surga adalah dari orang-orang miskin dan mayoritas ahli neraka dari kaum wanita serta mengenai fitnah kaum wanita
• Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Aku berdiri di depan pintu surga, tiba-tiba aku melihat
mayoritas yang memasukinya adalah orang-orang miskin dan aku juga
melihat para penguasa (di dunia) dalam keadaan tertahan, kecuali
penghuni neraka yang telah diperintahkan kepada mereka untuk memasuki
neraka. Dan aku juga berdiri di depan pintu neraka, ternyata mayoritas
yang memasukinya adalah dari kaum wanita. (Shahih Muslim No.4919)
• Hadis riwayat Imran bin Hushain ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya yang paling sedikit menempati surga adalah kaum wanita. (Shahih Muslim No.4921)
• Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun setelahku yang
lebih membahayakan kaum lelaki daripada kaum wanita. (Shahih Muslim
No.4923)
19. Kisah tiga orang penghuni gua dan tawasul dengan amal saleh
• Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Dari
Rasulullah saw., beliau bersabda: Ketika tiga orang pemuda sedang
berjalan, tiba-tiba turunlah hujan lalu mereka pun berlindung di dalam
sebuah gua yang terdapat di perut gunung. Sekonyong-konyong jatuhlah
sebuah batu besar dari atas gunung menutupi mulut gua yang akhirnya
mengurung mereka. Kemudian sebagian mereka berkata kepada sebagian yang
lain: Ingatlah amal saleh yang pernah kamu lakukan untuk Allah, lalu
mohonlah kepada Allah dengan amal tersebut agar Allah berkenan menggeser
batu besar itu. Salah seorang dari mereka berdoa: Ya Allah,
sesungguhnya dahulu aku mempunyai kedua orang tua yang telah lanjut
usia, seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil di mana
akulah yang memelihara mereka. Setelah aku mengandangkan hewan-hewan
ternakku, aku segera memerah susunya dan memulai dengan kedua orang
tuaku terdahulu untuk aku minumkan sebelum anak-anakku. Suatu hari aku
terlalu jauh mencari kayu (bakar) sehingga tidak dapat kembali kecuali
pada sore hari di saat aku menemui kedua orang tuaku sudah lelap
tertidur. Aku pun segera memerah susu seperti biasa lalu membawa susu
perahan tersebut. Aku berdiri di dekat kepala kedua orang tuaku karena
tidak ingin membangunkan keduanya dari tidur namun aku pun tidak ingin
meminumkan anak-anakku sebelum mereka berdua padahal mereka
menjerit-jerit kelaparan di bawah telapak kakiku. Dan begitulah
keadaanku bersama mereka sampai terbit fajar. Jika Engkau mengetahui
bahwa aku melakukan itu untuk mengharap keridaan-Mu, maka bukalah
sedikit celahan untuk kami agar kami dapat melihat langit. Lalu Allah
menciptakan sebuah celahan sehingga mereka dapat melihat langit. Yang
lainnya kemudian berdoa: Ya Allah, sesungguhnya dahulu aku pernah
mempunyai saudara seorang puteri paman yang sangat aku cintai, seperti
cintanya seorang lelaki terhadap seorang wanita. Aku memohon kepadanya
untuk menyerahkan dirinya tetapi ia menolak kecuali kalau aku
memberikannya seratus dinar. Aku pun bersusah payah sampai berhasillah
aku mengumpulkan seratus dinar yang segera aku berikan kepadanya. Ketika
aku telah berada di antara kedua kakinya (selangkangan) ia berkata:
Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu merenggut
keperawanan kecuali dengan pernikahan yang sah terlebih dahulu. Seketika
itu aku pun beranjak meninggalkannya. Jika Engkau mengetahui bahwa aku
melakukan itu untuk mencari keridaan-Mu, maka ciptakanlah sebuah celahan
lagi untuk kami. Kemudian Allah pun membuat sebuah celahan lagi untuk
mereka. Yang lainnya berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku pernah
mempekerjakan seorang pekerja dengan upah enam belas ritel beras (padi).
Ketika ia sudah merampungkan pekerjaannya, ia berkata: Berikanlah
upahku! Lalu aku pun menyerahkan upahnya yang sebesar enam belas ritel
beras namun ia menolaknya. Kemudian aku terus menanami padinya itu
sehingga aku dapat mengumpulkan beberapa ekor sapi berikut
penggembalanya dari hasil padinya itu. Satu hari dia datang lagi
kepadaku dan berkata: Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu menzalimi
hakku! Aku pun menjawab: Hampirilah sapi-sapi itu berikut
penggembalanya lalu ambillah semuanya! Dia berkata: Takutlah kepada
Allah dan janganlah kamu mengolok-olokku! Aku pun berkata lagi
kepadanya: Sesungguhnya aku tidak mengolok-olokmu, ambillah sapi-sapi
itu berikut penggembalanya! Lalu ia pun mengambilnya dan dibawa pergi.
Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu untuk mengharap
keridaan-Mu, maka bukakanlah untuk kami sedikit celahan lagi yang
tersisa. Akhirnya Allah membukakan celahan yang tersisa itu. (Shahih
Muslim No.4926)